PERHITUNGAN TITIK IMPAS (BREAK EVENT POINT) USAHA KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN DATAR

1. Pengertian dan Manfaat Titik Impas (Break Event Point) Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah

Berbentuk Bangun Datar Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya, perusahaan akan memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.

Manfaat dari Break Even Point (BEP) sebagai berikut.

a. Alat perencanaan untuk menghasilkan laba.

b. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

c. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.

d. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafk yang mudah dibaca dan dimengerti.

2. Komponen Perhitungan Titik Impas (Break Even Point) Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Break Event Point memerlukan komponen penghitungan dasar berikut ini.

a.      Fixed Cost.

Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dan lainlain.

b.      Variabel Cost.

Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.

c.       Selling Price.

 Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.

Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut.

a.       Dasar Unit.

Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas.

BEP = FC /(P-VC)

b.      Dasar Penjualan berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas.

FC/ (1 – (VC/P))*

Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit.

3. Menghitung Biaya Pokok Produksi Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar

Kurva BEP merupakan keterkaitan antara jumlah unit yang dihasilkan dan volume yang terjual (pada sumbu X), dan antara pendapatan dari penjualan atau penerimaan dan biaya (pada sumbu Y). BEP terjadi jika pendapatan dari penjualan (TR) berada pada titik keseimbangan dengan total biaya (TC). Sedangkan biaya tetap (FC) adalah variabel yang tidak berubah meskipun jumlah volume yang dihasilkan berubah. Kurva BEP dapat dilihat pada gambar berikut agar dapat lebih jelas mengenai perpotongan antara garis penerimaan dan biaya total.

Sumber gambar: http://blog.ub.ac.id/rizkakurnia/2013/12/01/makalah-analisis-break-event-point-bep/

Keterangan:

TR = Total Revenue (Penerimaan)

Q = Quantities (Produksi)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

VC = Variable Cost (Biaya Variabel)

TC = Total Cost (Total Biaya)

BEP = Break Even Point (Titik Impas)

BEP dapat dihitung dengan dua cara berikut.

a.       Break Even Point (BEP) Penjualan dalam Unit

Break even point volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan pada perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Rumus perhitungan BEP unit seperti berikut.

Keterangan:

FC: Fixed Cost (biaya tetap)

PU: Price/unit (harga/unit)

VCU: Variable Cost/unit (biaya variabel/unit)

 

b.      Break Even Point (BEP) Rupiah

Break Even Point rupiah menggambarkan total penerimaan produk dengan kuantitas produk pada saat BEP.

Keterangan:

TFC: Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)

TVC: Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)

TR: Total Revenue (Total Penerimaan/Pendapatan)

Margin of safety adalah batas keamanan yang menyatakan sampai seberapa jauh volume penjualan yang dianggarkan boleh turun agar perusahaan tidak menderita rugi atau dengan kata lain, batas maksimum penurunan volume penjualan yang dianggarkan, yang tidak mengakibatkan kerugian.

Contoh Menghitung Break Event Point (BEP)

Rencana penjualan produk kerajinan tahun 2016 meliputi kedua jenis produk adalah sebagai berikut:

a.       Penjualan

Nama Produk

Jumlah Unit

Harga/unit

Total

Produk A

15.000

Rp1.000

Rp15.000.000

Produk B

10.000

Rp750

Rp7.500.000

Biaya Variable Produk A

15.000

Rp500

Rp7.500.000

Biaya Variable Produk B

10.000

Rp300

Rp3.000.000

Biaya Tetap keseluruhan Rp 5.000.000,- setahun.

Dengan data tersebut kalian diminta untuk :

1) menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam rupiah

2) menentukan BEP produk A dalam unit, dan

3) menentukan BEP produk B dalam unit.

Jawaban :

1)      Menentukan BEP perusahaan secara keseluruhan dalam rupiah

Rumus :

BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total penjualan)

BEP = 5.000.000 / (1- (7.500.000+3.000.000) / (15.000.000+7.500.000)

BEP = 5.000.000 / (1 - 0.47)

BEP = 5.000.000 / 0.53

BEP = Rp 9.433.962,26 dibulatkan Rp 9.433.962,-

2)      Menentukan BEP produk A dalam unit

Rumus :

BEP (unit) Produk A = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit).

BEP = 5.000.000 / (1.000 – 500)

BEP = 10.000 unit

3)      Menentukan BEP produk B dalam unit

Rumus :

BEP (unit) Produk B = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit).

BEP = 5.000.000 / (750 – 300)

BEP = 11.111,11 unit dibulatkan 11.111 unit


Comments